Pada suatu hari Jumaat, saya menjadi khatib. Saya pun melakukan aktiviti biasa khatib. Sebelum naik ke mimbar saya sempat mencapai gergaji berantai. Kalau tidak silap saya, nak baca khutbah ni tangan kena ada pegang sesuatu senjata. Jadi senjata yang saya nampak ketika itu ialah gergaji berantai.
Khutbah kali ini ialah mengenai "Masalah adab manusia, tidak kira muda atau tua, masing-masing semakin hari semakin tidak semenggah". Jadi saya mula membaca khutbah. Membaca. Ya, membaca. Kerana zaman sekarang ini, khatib yang jiwanya tidak tenteram pun boleh jadi khatib asalkan tidak buta huruf. Jadi saya terus membaca-membaca dan membaca.
Tiba-tiba sedang leka saya membaca khutbah, seorang makmum bangun. Macam isim.
Saya terus membaca, dalam hati saya kata, "Barangkali makmum ini terkentut".
Namun sangkaan saya meleset.
LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN!
Makmun yang bangun tadi berteriak-teriak ketika saya membaca khutbah. Bagaimana entah dengan pahala jumaatnya, hanya tuhan saja yang tahu.
Saya masih menghabiskan ayat terakhir. Suasana dalam masjid menjadi hiruk pikuk. Makmum-makmum lain terpinga-pinga.
Saya bergegas turun dari mimbar.
Dan berlari ke arah makmum tadi.
LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN! LISTEN!
Dalam ketika saya hendak ke arahnya, dia masih menjerit-jerit Listen macam tadi.
Saya berlari pantas. Dan terus mencekak leher makmum yang bising itu. Dan melemparnya ke luar masjid. Bergelimpangan makmum itu di atas tempat letak kereta berturap.
Setelah jasadnya terlempar keluar masjid saya terus mengejar lagi. Gergaji berantai tadi masih terhunus kemas pada tangan kiri saya.
Betul-betul di perdu tangga masjid saya melompat tinggi betul melepasi aras kubah. Tangan bergergaji berantai itu saya hayun ke langit tinggi tinggi untuk mengambil lajak. Dengan bantuan graviti saya jatuh semula dengan laju menuju ke arah makmum yang tidak siuman itu tadi.
WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!!
Mata gergaji berantai itu tepat mengoyak perut makmum itu.
WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!! WENNGGGGGGGG!!!!
Tangan saya bersimpang siur menghayun gergaji berantai itu. Serpihan serpihan daging makmum itu bersepah sepah di atas tempat letak kereta.Habis.
Sesudah itu saya pun pergi minum di kedai berhampiran.
p/s: Babi tidak membantah kerana itu arahan tuhan.
3 comments:
diam lah. bahaha
nak jugak listen !!
gua dah lama tak singgah sini..hahaha..
listen!
Post a Comment